Berbagai
permasalahan pendidikan di sekolah sepertinya tidak habis dibicarakan. Masalah-masalah
yang akhir-akhir ini mencuat yaitu mutu pendidikan, perubahan kurikulum, sarana
dan prasarana pendidikan, sistem evaluasi, sertifikasi guru, dan masalah-masalah
lain yang menjadi proses belajar mengajar.
Salah satu
masalah yang juga menarik untuk segera ditangani secara mendalam salah satunya
adalah permasalahan pembelajaran di dalam kelas. Masalah-masalah tersebut
antara lain :
1. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
Guru yang kurang menguasai materi akan membuat siswa sulit untuk memahami apa yang telah diajarkan karena pemahaman setiap siswa berbeda-beda. Bisa-bisa konsep yang diajarkan akan melenceng dari konsep yang seharusnya.
Solusi :
1. Guru haruslah sering membaca dan mempelajari dengan detail apa yang akan dia ajarkan kepada siswanya sehingga pada waktu pembelajaran berlangsung semua tersampaikan dengan baik.
2. Guru
mengajak siswa untuk sama-sama berpikir dan membangun (menkonstruksi)
pengetahuannya juga secara bersama-sama.
2. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam
mengajar
Guru hanya
menggunakan metode ceramah dan siswa hanya sebagai pendengar sehingga pelajaran
terasa kurang menarik sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang memperhatikan.
Solusi :
1. Guru harus
sering melatih diri untuk lebih banyak berkreasi dalam mengajar, seperti
mengikuti seminar-seminar atau workshop yang dapat menambah pengalaman baru.
2. Sering
bertukar pikiran dan pengalaman sesama guru agar lebih banyak ilmu yang
didapat.
3. Guru harus
mampu membuat media-media pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga
menarik siswa untuk lebih memperhatikan proses pembelajaran.
3. Kurangnya kesiapan guru dalam mengajar
Guru tidak siap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Seperti contohnya saat ini ketika pergantian kurikulum terjadi, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013, terjadi kebingungan luar biasa dari guru-guru dalam menjalankan metode dan model pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpisah-pisah antar bidang studi menjadi pembelajaran terpadu tematik integratif membuat kebingungan guru dalam mengajar.
Sehingga tidak semua guru mampu menerapkan dengan cepat perubahan tersebut. Hal tersebut membuat pembelajaran kurang maksimal karena proses ini memerlukan sosialisasi yang tidak sebentar.
Guru pun juga harus siap menghadapi perubahan terhadap pergantian siswa setiap tahunnya. Setiap tahun siswa berganti-ganti, tentunya dengan watak dan karakter yang berbeda pula.
Solusi :
1. Guru harus bersiap diri atas segala kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
2. Pergantian
terhadap kurikulum harus dikaji secara mendalam sehingga tidak membuat guru dan
siswa kebingungan terhadap perubahan.
4. Kurangnya konsentrasi siswa
Konsentrasi
siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
a. Lingkungan
Faktor
lingkungan di sini adalah faktor dari sekelilingnya. Misalnya, anak diberi
tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu
lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan
mempengaruhi konsentrasinya.
b. Psikologi
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di rumah.
Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani, sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang.
Jadi, karena
faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan
bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
c. Internal
Faktor internal
adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi karena adanya gangguan
perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak
cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon
yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa mengakibatkan
lambannya konsentrasi.
5. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
Guru yang cenderung kaku dan kurang bersahabat dengan siswanya akan membuat hubungan terasa ada jarak. Sehingga jika terjadi kebingungan siswa terkadang malu dan takut untuk bertanya sehingga siswa menjadi pasif.
Solusi :
1. Guru haruslah bersikap hangat terhadap siswanya dan lebih sering berinteraksi sehingga hubungan terasa lebih nyaman dan tidak membuat siswa takut bertanya dan memancing keaktifan siswa.
2. Menjadikan guru benar-benar sebagai orangtua ke dua di sekolah.
3. Guru harus mampu mengenali berbagai karakter siswanya sehingga mampu memberikan solusi atas apapun yang dialami oleh siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar